Unik dan Aneh Seputar Mitos Di Candi Borobudur

Minggu, Juli 31, 2011

Candi Borobudur memiliki beberapa mitos yang beredar di masyarakat sekitar candi. Mitos yang paling terkenal adalah Kunto Bimo, yaitu arca dalam stupa yang konon dapat mengabulkan permintaan. Stupa yang dimaksud adalah stupa sebelah kanan pada teras lingkaran yang pertama. Menurut cerita bila kita berhasil menyentuh bagian tertentu dari arca tersebut sambil mendoakan permohonan, maka keinginan kita akan terkabul. Bagian yang disentuh adalah posisi tangan atau mudra untuk pria, dan telapak kaki untuk wanita.

Di mata arkeolog sendiri, arca Kunta Bima adalah arca Buddha biasa, seperti arca-arca lainnya yang terdapat di dalam stupa. Bagi sementara orang memang tidaklah lengkap rasanya kalau belum melihat atau menyentuh arca itu. Konon, arca Kunta Bima memiliki “nilai lebih” karena dianggap bertuah.

Sepengetahuan arkeolog R. Soekmono—yang selama 1950-an hingga 1970-an sering mengurusi Candi Borobudur—mitos arca Kunta Bima sebenarnya hanya akal-akalan petugas candi pada 1950-an. Waktu itu di atas pangkuan arca ditaburkan bunga dan uang recehan. Dengan demikian memberi kesan seolah-olah arca tersebut sakral. Tanpa diduga, banyak pengunjung ikut-ikutan melemparkan uang recehan. Alhasil, setiap sore sang petugas mampu mengantongi berkah yang lumayan.



Ada juga mitos mengenai Singa Urung, yaitu sebutan masyarakat sekitar untuk sepasang arca singa pada sebelah kanan dan kiri tangga naik candi. Menurut cerita, sepasang kekasih yang lewat di antara kedua arca tersebut hubungannya tidak akan sampai pada jenjang pernikahan. Urung dalam bahasa Jawa dapat diartikan gagal.

Pada sebelah selatan Candi Borobudur terdapat perbukitan Menoreh. Bila diamati dari puncak candi, deretan perbukitan tersebut akan tampak seperti sesosok manusia sedang tertidur dengan kepala berada pada bagian barat. Menurut mitos, perbukitan tersebut merupakan jelmaan Gunadharma, yang disebut sebagai arsitek Candi Borobudur. Dikatakan bahwa dia beristirahat setelah melakuan pengerjaan candi yang memakan waktu hingga seratus tahun. Ada juga cerita yang mengatakan bahwa dulunya daerah sekitar Candi Borobudur merupakan danau. Cerita tersebut diperkuat dengan nama-nama desa di sekitar candi yang berkaitan dengan unsur air, seperti Sabrangrawa, Bumi Segara, Tuk Sanga, Ngaran, dll.

0 Komentar:

Posting Komentar

Followers